panca kirana
 
Pandeglang - Salah satu aktivitas yang bisa ditawarkan kepada mereka yang melancong ke kawasan wisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, adalah wisata ekosistem. Yakni menanam terumbu karang di tengah laut di Pantai Cipanon, tak jauh dari pintu masuk Tanjung Lesung. Penanaman benih terumbu karang dilakukan dengan cara menyelam di kedalaman empat meter di bawah laut dengan alat selam yang disediakan.

Pengelolaan wisata terumbu karang ini dikoordinasi Rudi Asya, pimpinan kelompok Wahana Anak Pantai (WAP) bersama 12 remaja setempat yang peduli pada kelestarian lingkungan laut, khususnya terumbu karang.

Alasannya, menanam dan melestarikan terumbu karang bermanfaat untuk menahan abrasi, menjaga keseimbangan lingkungan laut dan memperbanyak ikan di perairan Cipanon. Apalagi warga di sana umumnya adalah para nelayan tradisional. Termasuk, ayahnya.

Berkebun terumbu karang biasanya dilakukan pada April-Oktoberm di saat angin tenang dan ombak laut tidak besar. Pada Desember-Maret biasanya ombak cukup besar sehingga sangat berisiko dan sulit untuk melakukan penanaman.

Lulusan Universitas Islam Bandung (Unisba) berusia 32 tahun ini sangat senang dan bangga dengan kegiatannya itu. Melalui wisata terumbu karang, ayah satu anak berusia 12 tahun ini bisa ikut melestarikan lingkungan laut dan bahkan mampu menghidupi keluarganya.

Lalu mengapa dia memilih untuk memimpin WAP dan melakukan pelestarian terumbu karang? Padahal disiplin ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah sangat berbeda. Jawabnya sederhana,"Saya anak nelayan, anak laut. Sejak kecil hidup saya banyak di laut. Saya melihat, selama ini laut banyak dieksplorasi tapi tidak dirawat. Termasuk, terumbu karang yang banyak diambil dan dijual sehingga merusak lingkungan laut. Dengan upaya peletarian ini , keseimbangan alam akan terjaga."

Selain itu, kesan kumuh mengenai kampung nelayan dapat diubah. Kampung nelayan jadi bersih dan rapi. Sayangnya, sampai sekarang masih banyak orang, termasuk warga Cipanon mengambil terumbu karang di sana. Bahkan kegiatan mereka bersebelahan dengan lokasi penanaman terumbu karang.

"Saya tak bisa melarang karena tak punya kekuatan hukum. Apalagi pemerintah selama ini juga tutup mata pada pelanggaran itu," ucap Rudi yang memulai usahanya hanya dengan modal Rp 500.000 untuk membeli berbagai peralatan yang diperlukan seperti alat selam., dan jaring.

Pantai Cipanon yang berjarak sekitar 300 km dari gerbang masuk Tanjung Lesung memang cukup asri dan bersih. Di sini juga ada wisata kampung nelayan. Sejumlah home stay tersedia di sini, dengan harga mulai dari Rp 100-200 ribu per malam. [R2]
 
Pandeglang - Tanjung Lesung, adalah kawasan wisata di Kabupaten Pandeglang, Banten. Kawasan seluas 1.500 hektare ini diyakini bisa menjadi pesaing berat bagi kawasan wisata Bali yang sudah mendunia. Sebagai sebuah kawasan wisata, Tanjung Lesung memang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi tujuan wisata utama. Pantainya yang putih, lautnya yang biru, serta alamnya yang indah merupakan andalan utama untuk menarik wisatawan di samping keseniannya yang beragam.

Tak hanya pelancong domestik, tapi juga mancanegara. Semua potensi itu bisa menjadi magnet yang kuat bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan sekaligus berdekatan dengan alam.

Terletak hanya 170 km dari Ibu kota Jakarta lewat jalan tol Jakarta - Merak exit Cilegon- Anyer-Carita, atau 190 Km lewat jalan tol Merak-Jakarta keluar Serang Timur-Pandeglang-Labuhan, kawasan wisata ini.mulai dikembangkan secara serius sejak 1997.

Lewat jalur Cilegon, Anyer�Carita, Tanjung Lesung dapat dicapai dalam waktu 3,5 jam, sedangkan dan lewat Pandeglang-Labuhan hanya butuh waktu tiga jam.

Tak hanya itu, Tanjung Lesung yang dikelola Pemda Banten bersama PT Banten West Java (BWJ) juga dapat dicapai dengan mudah melalui jalur laut (kapal), yakni melalui Pantai Marina Ancol, dan Pantai Mutiara Jakarta selama 4 jam. Atau, satu jam lewat Pantai Carita.

Kemudahan akses ini merupakan kelebihan tersendiri sekaligus memikat para pelancong yang ingin ke sana. Apalagi pihak pengelola sudah membangun berbagai fasilitas secara terpadu.

Simak saja, di Tanjung Lesung terdapat cottage Bay Villas dan Villa Kalicaa, penginapan bintang empat di tepi pantai Selat Sunda dengan aneka ragam kegiatan wisata dan permainan. Ada driving range, bola voli pantai, spa, berkuda, off road dan tracking.

Tersedia pula beach club dan sailing club dengan aneka aktivitas seperti olahraga air. Juga, aktivitas wisata bahari seperti snorkeling, diving, dan wind surfing.

Aktivitas lain yang tak boleh dilewatkan adalah wisata ekosistem, yakni berkebun di bawah laut dengan menanam terumbu karang, serta wisata memberi makan burung camar di Pulau Liwungan. Ada pula fasilitas outbound dengan aneka permainan unik bagi para remaja/pelajar dan keluarga.

Pendeknya, di Tanjung Lesung kita bisa memanjakan diri dengan aneka kegiatan, permainan, serta olahraga air yang menantang. Atau, jika ingin berkeliling menikmati suasana dan menyusuri liku-liku Tanjung Lesung, Anda dapat menyewa sepeda gunung atau melakukan tracking.

Salah satu pantai yang indah dengan pasir putihnya yang menawan adalah Pantai Bondur, tak jauh dari Bay Villas. Di sini kita bisa bermain sepuas-puasnya di tepi pantai sambil menikmati debur ombak dan pesona alamnya.

Semua itu tak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang menginap di Bay Villas dan Villa Kalicaa, tapi juga wisatawan lainnya. Di beach club misalnya, kita bisa memancing, menyewa perahu atau bermain jet ski. Kita juga dapat membeli dan menikmati aneka ikan segar yang langsung dimasak atau dibakar.

Dari beach club, kita juga bisa naik kapal ke Taman Nasional Ujung Kulon untuk melihat taman laut dan badak bercula satu. Atau, ke Gunung Krakatau dalam waktu 1,5 jam. Bisa juga ke Pulau Liwungan (hanya 20 menit) untuk melihat dan memberi makan kawanan burung camar di demaga dekat pantai, memancing dan snorkeling.

Bagi mereka yang berkantong pas-pasan, ada fasilitas hotel kelas melati dan home stay serta rumah makan yang bisa didapatkan di luar Tanjung Lesung, tak jauh dari gerbang masuk

Melihat lokasi dan fasilitasnya, Tanjung Lesung memang menarik. Tak heran jika banyak wisatawan � baik grup, individual, domestik maupun asing � meluangkan waktu ke sana khususnya pada Sabtu dan Minggu.

Umumnya mereka berasal dari kelas menengah ke atas yang datang berombongan atau satu keluarga dengan kendaraan sendiri. Maklum jalan masuk ke kawasan wisata Tanjung Lesung jaraknya cukup jauh, sekitar 20 km. Toh demikian, Tanjung Lesung tetap menarik. Apalagi jalan masuknya bagus, berkelok-kelok dengan suasana alami.

Satu hal yang patut mendapat perhatian dari pengelola adalah jalan masuk dari pintu gerbang menuju kawasan perlu diperbaiki. Juga pemasangan lampu-lampu jalan agar tidak gelap jika malam tiba.

Menurut Purnomo SP, Direktur BWJ hingga saat ini baru 20% dari luas Tanjung Lesung yang sudah dibangun dan dikelola. Sisanya masih berupa hutan, kebun atau sawah yang digarap penduduk setempat. Padahal kalau kita ke sana, justru inilah sebenarnya yang membuat Tanjung Lesung memikat dan menantang.

Sejumlah sungai juga mengalir di kawasan ini seperti sungai Cijedang yang dimanfaatkan untuk wisata sungai. Di sini kita bisa berlayar menyusuri aliran sungai dengan jukung (kano tradisional) serta melihat legenda Tanjung Lesung. Sungguh sebuah wisata yang menarik dan bernuansa petualangan.[Bersambung/Nusantara]

panca kirana